Jumat, 16 Januari 2015

Mengungkap Penyebab Kecelakaan AirAsia QZ 8501

Para ahli meteorologi dari CNN, Derek Van Dam memprediksi bahwa Pesawat Airasia QZ 8501 jenis Airbus A320-200 jatuh karena cuaca buruk yang terjadi pada Minggu dini hari hingga pagi, (28/12/2014) di wilayah perairan laut Kabupaten Belitung Timur.

“Indikasi badai besar menerpa jalur pesawat AirAsia pada saat kejadian,” tuturnya saat dikutip dari CNN.

Menurutnya, seharusnya turbulensi yang biasa-biasa saja tidak akan menjatuhkan pesawat, berbeda jika terjadi badai cuaca. Bahkan, maskapai Airasia memiliki reputasi baik dengan teknologi canggih untuk sekelas pesawat komersil untuk penerbangan Internasional.

Pesawat Airbus A320-200 ini berangkat dari Surabaya menuju Singapura pukul 05.27 WIB. Pesawat hilang kontak pada pukul 07.27 WIB. Sebelumnya, pesawat terbang di ketinggian 32 ribu kaki, tapi pilot meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki. Namun, seperti diberitakan ABC, sinyal pesawat hilang di ketinggian 3.200 kaki.

Sementara, seorang pengamat penerbangan Samudera Sukardi memprediksi bahwa ada sejumlah teori dan spekulasi jatuhnya pesawat AirAsia yaitu karena faktor cuaca buruk.

“Bisa terjadi icing atau udara kan membeku, ada es masuk ke engine (mesin), dan jadi stuck, tapi ini memang jarang terjadi,” tutur Samudera Sukardi pada Minggu siang, (28/12/2014) di Kebon Jeruk-Jakarta.

Menurutnya, air yang membeku bisa saja masuk dalam combustion chamber atau ruang pembakaran, sehingga menyebabkan api mati atau flameout, dan jika itu terjadi kedua mesin bisa mati dan terjadi down atau jatuh. Dugaan ini dilihat dari sejumlah kecelakaan pesawat yangs ering terjadi terutama di tengah cuaca ekstrem, flameout merupakan satu-satunya penyebab.

“Biasanya kalau ada kecelakaan itu pilot akan mayday, tapi ini tidak nah disini agak anehnya, namun karena mesin mati bisa saja tidak sempat melakukan mayday, karena ini prosesnya singkat,” tutunya.

Pesawat AirAsia AWQ 8501 kehilangan kontak sekitar pukul 06.17 WIB, dalam perjalanan dari Bandara Juanda menuju Bandara Changi, Singapura. TNI AU mengaku telah mengirim sejumlah pesawat ke lokasi yang diperkirakan sebagai posisi terakhir QZ8501, yakni di wilayah Belitung Timur.
Ada juga satu fakta: Pilot AirAsia minta izin naik ke ketinggian untuk menghindari cuaca buruk. Izin tidak diberikan menara pengawas. Setelah itu Airbus 320 itu hilang kontak. Dan jatuh.

AirAsia 8501 terbang di ketinggian 32 ribu kaki, paling rendah. Di atas AirAsia 8501 ada tujuh pesawat lainnya. Masuk akal kalau menara pengawas (ATC) tidak memberi izin ke pilot AirAsia 8501 untuk menambah ketinggian.

Ketua Tim Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Mardjono Siswosuwarno, membeberkan proses penyelidikan terhadap kecelakaan AirAsia QZ 8501 melalui rekaman di Cockpit alias Cockpit Voice Recorder (CVR).

Mardjono mengatakan, CVR sudah berada di KNKT dan sudah dilakukan proses pengunduhan yag memakan waktu satu jam dengan durasi waktu percakapan selama dua jam. Selanjutnya KNKT akan melakukan transrkip pembicaraan dari hasil rekaman CVR.

"Untuk melakukan transkip di CVR sekira satu minggu diperlukan untuk melakukan penyelesaiannya. Namun KNKT tidak akan melakukan publikasi hasil rekaman tersebut dalam waktu dekat," ungkap Mardjono kepada wartawan, Rabu (14/1/2015).

"Yang repot itu melakukan transrkip percakapan, karena harus dilakukan dalam waktu detik perdetik, sehingga memerlukan waktu yang lama," tambahnya.

Tim untuk melakukan transkip, kata Mardjono, KNKT akan menerjunkan tim-tim ahli dalam bidang penerbangan. Beberapa anggota tim bahkan sudah berpengalaman selama 40 tahun.

Setelah dilakukan transkip, Mardjono menambahkan, dalam pembuatan laporan atas insiden pesawat AirAsia, pihak KNKT menerjunkan 48 orang ahli penerbangan sesuai bidangnya.

Sebelumnya KNKT telah berhasil mengunduh data dari Flight Data Record (FDR) pada black box dan saat ini sedang dilakukan analisis.

Untuk berhasil membuat laporan AirAsia QZ-8501 KNKT dibatasi waktu dengan ketentuan internasional dalam 12 bulan, sehingga pihak KNKT tidak akan berlama-lama menyelesaikan laporan tersebut untuk dipublikasikan ke masyarakat dan sebagai referensi dunia penerbangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Sumber : okezone.com

( http://news.okezone.com/read/2015/01/15/337/1092441/mengungkap-penyebab-kecelakaan-airasia-qz-8501 )